DECEMBER 9, 2022
News

Catat, Inilah Tanda Dan Gejala Anda Mengalami Sindrom Kelelahan Kronis, Berpengaruh Besar Pada Kesehatan Mental

image
Kenali gejala sindrom kelelahan kronis (FREEPIK/jcomp)

LIFESTYLEABC.COM - Sindrom kelelahan kronis mungkin adalah masalah kesehatan mental yang mungkin masih jarang Anda dengar namun berpengaruh cukup besar pada tubuh Anda.

Terdapat beberapa gejala sindrom kelelahan kronis yang bisa dirasakan pada tubuh dan tanpa disadari berpengaruh besar pada kesehatan mental Anda yang tentu perlu diwaspadai.

Salah satu gejala yang bisa dirasakan saat mengalami sindrom kelelahan kronis adalah merasa lelah dan kehabisan stamina sepanjang waktu padahal hanya melakukan sedikit aktivitas.

Selain itu, sindrom kelelahan kronis juga bisa dirasakan ketika selalu merasa mengantuk, merasa kurang termotivasi dan merasa lesu meskipun sudah cukup beristirahat.

"Perasaan lelah yang parah dan tidak kunjung hilang adalah gejala utama Sindrom Kelelahan Kronis. Kondisi yang melemahkan ini ditandai dengan rasa lelah yang terus-menerus dan tidak diketahui penyebabnya, yang tidak berkurang dengan istirahat dan memburuk dengan aktivitas fisik atau mental. Kelelahan tersebut disertai dengan disfungsi kognitif dan gangguan fungsi sehari-hari yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan," kata Dokter Konsultan Dr Rekha Sharma Klinik RubyHall Wanowrie, dikutip dari laman Hindustan Times, Minggu."Perasaan lelah yang parah dan tidak kunjung hilang adalah gejala utama Sindrom Kelelahan Kronis. Kondisi yang melemahkan ini ditandai dengan rasa lelah yang terus-menerus dan tidak diketahui penyebabnya, yang tidak berkurang dengan istirahat dan memburuk dengan aktivitas fisik atau mental. Kelelahan tersebut disertai dengan disfungsi kognitif dan gangguan fungsi sehari-hari yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan," kata Dokter Konsultan Dr Rekha Sharma Klinik RubyHall Wanowrie, dikutip dari laman Hindustan Times, Minggu.

Gejala CFS bisa beragam dan melemahkan, umumnya termasuk kelelahan yang mendalam, rasa tidak enak badan setelah beraktivitas, tidur yang tidak menyegarkan, kesulitan kognitif - yang sering disebut sebagai kabut otak, kata sang ahli.

Penyebab pasti CFS masih sulit dipahami, namun diyakini melibatkan faktor-faktor yang saling memengaruhi termasuk infeksi virus, disfungsi kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, dan stres psikologis.

Mengelola CFS memerlukan pendekatan multidisiplin yang disesuaikan dengan gejala dan kebutuhan setiap individu. Antara lain hindari aktivitas berlebihan dan belajarlah menyeimbangkan aktivitas dan istirahat. Tingkatkan tingkat aktivitas secara bertahap tanpa memaksakan diri terlalu keras.

Gunakan teknik pengurangan stres seperti kewaspadaan, latihan relaksasi, atau terapi untuk meringankan stres psikologis yang dapat memperburuk gejala.

Ahli juga menyarankan untuk mempertahankan jadwal tidur yang konsisten dan makan makanan bergizi untuk mendukung kesehatan dan tingkat energi secara keseluruhan.

Lakukan juga olahraga berdampak rendah seperti yoga, tai chi, atau jalan kaki untuk meningkatkan stamina dan mengurangi rasa sakit tanpa memperparah gejala.

Selain itu, terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi latihan bertahap (GET) mungkin bermanfaat bagi beberapa individu dengan CFS, namun efektivitasnya bervariasi dan harus dilakukan dengan hati-hati.

Sementara pada kasus tertentu, obat mungkin diresepkan untuk mengatasi gejala tertentu seperti nyeri, gangguan tidur, atau depresi, namun hal ini harus didiskusikan dengan penyedia layanan kesehatan.***

Sumber: Antara

Berita Terkait