DECEMBER 9, 2022
News

Waspada, Makan Makanan Daging Olahan Ternyata bisa Sebabkan Penyakit Demensia

image
Makanan daging olahan bisa tingkatkan kemungkinan terkena demensia (UNSPLASH/Changyoung Koh)

LIFESTYLEABC.COM - Sebuah penelitian medis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bukti jika makanan daging olahan berpotensi bisa sebabkan demensia.

Penelitian yang diutarakan pada Konferensi International Alzheimer  mengungkap jika mengkonsumsi dua porsi daging merah makanan daging olahan meningkatkan risiko demensia sebesar 14%.

Di samping itu penelitian yang sama juga mengungkap, mengganti makanan daging olahan dengan menu hidangan kacang, biji-bijian atau tahu dapat mengurangi resiko 20% risiko penyakit demensia.

Baca Juga: Mengurangi Konsumsi Makanan Daging Olahan akan Mencegah Penyakit Kardiovaskular hingga Diabetes

Para peneliti juga menemukan hal menarik: mengganti satu porsi harian daging merah olahan dengan kacang, biji-bijian, atau tahu dapat mengurangi risiko demensia sebesar 20 persen.

Sebaliknya, setiap tambahan porsi daging merah olahan berhubungan dengan penambahan 1,6 tahun penuaan kognitif global, memengaruhi keterampilan berbahasa dan fungsi eksekutif.

"Hasil studi mengenai hubungan antara penurunan kognitif dan konsumsi daging secara umum masih bervariasi, jadi kami meneliti lebih lanjut bagaimana konsumsi berbagai jumlah daging olahan dan tidak olahan memengaruhi risiko kognitif dan fungsi," kata Yuhan Li, penulis utama studi tersebut dalam siaran pers.

"Dengan mempelajari orang selama periode waktu yang lama, kami menemukan bahwa konsumsi daging merah olahan dapat menjadi faktor risiko signifikan untuk demensia. Pedoman diet dapat mencakup rekomendasi untuk membatasinya guna meningkatkan kesehatan otak. Daging merah olahan juga telah terbukti meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes. Ini mungkin memengaruhi otak karena mengandung tingkat zat berbahaya seperti nitrit (pengawet) dan sodium," kata Li.

Untuk memperkirakan hubungan antara demensia dan konsumsi daging merah, lebih dari 130 ribu peserta dalam Studi Kesehatan Perawat dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan dilacak selama hingga 43 tahun. Selama periode ini, para peneliti mengidentifikasi 11.173 kasus demensia.

Kebiasaan diet peserta dievaluasi setiap dua hingga empat tahun menggunakan kuesioner frekuensi makanan. Kuesioner ini menanyakan frekuensi konsumsi daging merah olahan, seperti bacon, hot dog, dan sosis, serta kacang dan legum, termasuk selai kacang, kacang tanah, kenari, susu kedelai, kacang-kacangan, dan tahu.

Status kognitif dinilai menggunakan wawancara telepon. Para peneliti menemukan bahwa setiap tambahan porsi harian daging merah olahan berhubungan dengan tambahan 1,61 tahun penuaan kognitif global dan tambahan 1,69 tahun penuaan kognitif dalam memori verbal. Sementara kognisi global merujuk pada fungsi kognitif secara keseluruhan, termasuk bahasa, fungsi eksekutif, dan pemrosesan, memori verbal adalah kemampuan untuk mengingat dan memahami kata-kata dan kalimat.

Namun, ketika satu porsi harian daging merah olahan diganti dengan satu porsi harian kacang dan legum, risiko mengembangkan demensia turun sebesar 20 persen dan penuaan kognitif global berkurang sebesar 1,37 tahun.

"Pencegahan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya adalah fokus utama, dan Asosiasi Alzheimer telah lama mendorong pola makan yang lebih sehat, termasuk makanan yang kurang olahan, karena terkait dengan (penurunan) risiko penurunan kognitif. Studi besar dan jangka panjang ini memberikan contoh spesifik tentang cara makan yang lebih sehat," kata Heather M. Snyder, wakil presiden hubungan medis dan ilmiah Asosiasi Alzheimer, dalam siaran pers.***

Sumber: Antara

Berita Terkait