DECEMBER 9, 2022
Internasional

Jepang Gunakan Teknologi Artificial Intelligence untuk Deteksi Kerusakan yang Disebabkan Gempa Bumi

image
Jepang gunakan Artificial Intelligence untuk gambarkan kerusakan akibat gempa bumi (UNSPLASH/Çağlar Oskay)

LIFESTYLEABC.COM - Jepang menggunakan teknologi terbaru dari Artificial Intelligence yang berfungsi untuk mendeteksi kerusakan yang disebabkan akibat gempa bumi.

Negara Jepang sering terancam mengalami gempa bumi yang seringkali dapat mengakibatkan kerusakan skala luas dan perlu menggunakan Artificial Intelligence untuk mendetaksi kerusakannya.

Pemerintah Jepang menggunakan teknologi kamera Artificial Intelligence di ketinggian udara untuk menangkap gambar kerusakan di permukaan yang diakibatkan gempa bumi.

Baca Juga: China Kritik Langkah Amerika Serikat Gelontorkan Dana Militer Jumbo ke Filipina

"Kami berusaha menggunakan teknologi canggih untuk dengan cepat menilai seluruh cakupan kerusakan," kata seorang pejabat pemerintah metropolitan Tokyo sebagaimana dikutip oleh Kyodo pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Badan cuaca Jepang minggu lalu mengeluarkan peringatan pertama tentang peningkatan risiko gempa besar di sepanjang Palung Nankai yang membentang antara Jepang tengah dan barat daya.

Sistem berbasis AI menganalisis rekaman dari kamera resolusi tinggi, dengan dua kamera dipasang di gedung pemerintah metropolitan Tokyo, satu kamera di sebuah jembatan dekat Teluk Tokyo, dan satu lagi di lokasi di bagian barat wilayah metropolitan tersebut menurut otoritas setempat dan pengembang sistem, Hitachi Ltd.

Sistem ini secara otomatis mengidentifikasi kebakaran dan runtuhan struktur bangunan, menyediakan informasi tersebut bagi pihak-pihak terkait seperti polisi, departemen pemadam kebakaran, dan Pasukan Bela Diri Jepang untuk memungkinkan upaya respons yang lebih cepat.

Menurut penilaian kerusakan yang dirilis oleh pemerintah metropolitan Tokyo pada 2022, gempa besar di Palung Nankai dapat menimbulkan tsunami setinggi dua hingga 2,6 meter di sepanjang wilayah Teluk Tokyo.

Ada juga peluang 70 persen bahwa gempa besar akan terjadi langsung di bawah Tokyo dalam 30 tahun ke depan. Gempa bumi kuat yang berpusat di bawah bagian selatan Tokyo dapat menyebabkan sekitar 6.100 kematian dan merusak sekitar 194.000 bangunan.

Sistem berbasis AI mulai dioperasikan secara penuh pada Maret. Pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, dua kamera tambahan akan diaktifkan di Tokyo Skytree, memperluas cakupan hingga mencakup hampir seluruh 23 distrik Tokyo dan sebagian area barat.

Dalam sistem tersebut, AI meninjau rekaman kamera untuk mengidentifikasi asap atau kerusakan struktur serta menampilkan informasi tersebut di layar dengan laporan dan peta.

Sistem ini juga dapat mendeteksi area yang padat dengan rumah-rumah kayu, sehingga otoritas dapat memprioritaskan area yang berisiko tinggi mengalami kerusakan parah.

Sebelumnya, kamera dioperasikan secara manual, sehingga sulit untuk mendapatkan informasi akurat segera setelah bencana.***

Sumber: Antara

Berita Terkait