Anti Hedonisme, Tanda dan Sifat Seseorang dengan Hidup Bahagia yang tidak suka dengan Barang Mewah
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Kamis, 04 Juli 2024 16:22 WIB
LIFESTYLEABC.COM - Banyak orang yang mempunyai sifat menyukai barang mewah untuk ditunjukan, namun ada juga beberapa orang yang hidup bahagia tapi tidak menyukai barang serupa.
Sifat tidak menyukai menggunakan barang mewah ini disertai dengan alasan-alasan tertentu yang mendorongnya bisa hidup bahagia tanpa terlalu menonjolkan pencapaian barang yang dibeli.
Bisa jadi orang dengan sifat yang tidak menyukai barang mewah ini mempunyai hidup bahagia di atas teman-temannya yang lain justru memiliki banyak masalah di belakangnya.
Tanpa menggunakan barang mewah sekalipun, orang-orang dengan sifat ini bisa hidup bahassgia dengan tampil sederhana dan tidak terkesan berlebihan.
Berikut ini adalah beberapa sifat dan alasan seseorang hidup bahagia tidak menyukai menggunakan barang mewah dalam kesehariannya:
1. Menghargai ketenangan
Orang yang mempunyai sifat untuk selalu membeli barang mewah terbaru akan selalu aktif di pergaulan dan hidupnya selalu ramai di lingkungan luar layaknya seorang ekstrovert.
Namun bagi seseorang lain dengan sifat tidak menyukai barang mewah lebih berfokus untuk mendapat ketenangan dengan berdiam diri di rumah dan mengurangi belanja.
Orang yang bisa hidup bahagia tanpa membeli barang mewah juga bisa menikmati waktunya dengan hal-hal kecil dan sederhana tanpa mengeluarkan banyak uang dalam sehari.
2. Menyukai pengalaman
Mereka yang tidak menyukai membeli barang mewah justru cepat merasa bosan dengan barang yang dibelinya dan menginginkan pengalaman berharga secara emosional.
Seseorang yang tidak suka dengan barang mewah lebih suka pergi ke pameran seni, event budaya, bepergian ke pantai atau gunung sudah terasa mewah karena memberikan ketenangan batin.
3. Mengutamakan fungsi
Kebanyakan barang mewah selalu seperti tas, mobil atau motor, namun bagi beberapa orang hanya mengutamakan nilai dan fungsi dari barang tersebut untuk dibeli.
Mereka hanya akan membeli barang-barang baru hanya berdasarkan melihat fungsi praktisnya saja untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus meningkatkan status sosial mereka.
Dengan mengutamakan efisiensi barang ini dapat menghemat pengeluaran yang terlalu boros dalam sekali belanja yang belum tentu memenuhi kebutuhan keluarga.***