Setelah Presiden Joko Widodo Lakukan Reshuffle Kabinet, Rupiah Terpantau Menanjak Naik
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Senin, 19 Agustus 2024 21:05 WIB
LIFESTYLEABC.COM - Reshuffle kabinet yang dilaksanakan Presiden Joko Widodo pada hari Senin, 19 Agustus 2024 ikut berdampak baik pada pergerakan mata uang Rupiah.
Setelah Presiden Joko Widodo melaksanakan reshuffle kabinet, ikut berdampak positif pada pergerakan Rupiah dengan meningkat sebesar 0.91% menjadi 15.550.
Pergerakan positif dari mata uang Rupiah ini, tidak terlepas dari pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Capaian Presiden Joko Widodo Sejahterakan Masyarakat pada Peringatan Kemerdekaan 17 Agustus
"Mata uang kita juga turut terdorong oleh sentimen positif pelaku pasar atas Pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan Penyampaian Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR RI, serta sentimen terbaru terkait Presiden Jokowi yang melakukan reshuffle kabinetnya pada hari ini," kata ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi melantik tujuh nama untuk menempati sejumlah posisi di Kabinet Indonesia Maju, yang terdiri dari tiga menteri, satu wakil menteri dan tiga kepala badan.
Presiden Joko Widodo melantik sejumlah menteri dan wakil menteri, yakni Supratman Andi Agtas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Bahlil Lahadalia yang dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM, serta Angga Raka Prabowo sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo).
Baca Juga: Makna Baju Adat yang Digunakan Presiden Joko Widodo sampai Puan Maharani pada Perayaan 17 Agustus
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga melantik Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional.
Kenaikan rupiah hari ini juga didukung oleh meningkatnya peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), pada September 2024 sehingga hal tersebut menekan kinerja mata uang dolar AS dan menopang kinerja mata uang rupiah.
Dari sisi data ekonomi AS pekan lalu menunjukkan penjualan ritel melebihi ekspektasi, sementara Indeks Harga Produsen (PPI) dan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengindikasikan bahwa inflasi menurun.
Baca Juga: Fakta Unik Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Rahasia Tidak Banyak Diketahui Tentang Presiden Soekarno
Selain itu, perumahan baru AS turun 6,8 persen pada Juli menjadi 1,238 juta unit dari kenaikan 1,1 persen pada Juni, yang merupakan level terendah sejak 2020.
"Angka ini menambah kekhawatiran terhadap kekuatan perekonomian, terutama setelah laporan inflasi dan tenaga kerja yang lebih lemah baru-baru ini," ujarnya.
Di sisi yang lain, Presiden Federal Reserve Bank of Chicago, Austan Goolsbee, dalam pernyataannya pada hari Sabtu pekan lalu mengatakan bahwa saat ini ekonomi AS tidak menunjukkan tanda-tanda overheating, sehingga bank sentral harus waspada untuk mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang diperlukan.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin meningkat ke level Rp15.591 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.716 per dolar AS.