LIFESTYLEABC.COM - Boneka Labubu sedang jadi tren di kalangan anak muda. Tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Jepang, Vietnam, Hong Kong, dan negara-negara Asia lainnya. 

Banyak anak muda di Kota Ho Chi Minh, Vietnam mengantre di luar toko semalaman untuk membeli boneka Labubu yang sedang tren. Boneka Labubu yang berwarna pink ini mempunyai wujud seperti kelinci dengan gigi tajam layaknya monster.

Baru-baru ini, mainan tersebut menjadi perbincangan di dunia maya, yang menyebabkan barang dari boneka Labubu terjual di banyak tempat dan lokasi.. 

Boneka Labubu, diciptakan oleh seorang seniman kebangsaan Hong Kong bernama Kasing Lung yang dibuat pada tahun 2015 lalu. Dia terinspirasi dari monster bertaring tajam dari mitologi Nordik. 

Tidak hanya di Indonesia, boneka Labubu ikut populer di beberapa negara Asia Tenggara lain seperti China, Thailand, Malaysia hingga Jepang.

Boneka Labubu semakin viral dan digemari oleh netizen di berbagai negara setelah Lisa Blackpink tertangkap kamera sedang menggendong boneka pink tersebut.

Mengutip dari Bagaholicboy, disebut jika Kasing Lung pada tahun 2019 menandatangani perjanjian eksekutif dengan perusahaan mainan pop mart yang berasal dari Tiongkok, China. Perusahaan tersebut terkenal dengan peluncuran berbagai mainan dalam bentuk blind box.

Artinya konsumen yang membeli produk mereka tidak akan mengetahui mainan apa yang akan didapatkan dan menjadi ciri khas tersendiri.

Kini banyak artis Tanah Air dan mancanegara yang membeli gantungan kunci boneka Labubu untuk meramaikan koleksi tas mewahnya. 

Seperti aktor Thailand Mario Maureer hingga aktris Thailand Janjira Janpitakchai pun ikut ikut mengoleksi gantungan boneka Labubu. 

Tren untuk membeli boneka Labubu ini ikut menjadi viral di Indonesia hingga banyak orang yang rela mengantri cukup panjang untuk mendapatkan boneka ini. Boneka Labubu sendiri bisa didapatkan pada Gandarian City Mall Jakarta dengan harganya sendiri.

Untuk harga satu boneka Labubu mulai dari Rp400 ribu sampai yang paling mahal bisa seharga Rp1,5 juta yang tentu masih cukup terjangkau untuk beberapa kalangan.***.

Nama penulis: Siska Dinnuriza Ayani