Catatan Denny JA: Hubungan Unik Dalam Politik Indonesia
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Senin, 21 Oktober 2024 10:15 WIB

Dalam dunia bisnis, salah satu contoh terkenal dari coopetition adalah hubungan antara Apple dan Samsung. Kedua perusahaan bersaing ketat di pasar smartphone global, tetapi mereka juga saling bekerja sama.
Samsung adalah pemasok komponen penting, seperti layar OLED, untuk produk-produk Apple, meskipun di sisi lain mereka berkompetisi dalam penjualan produk akhir.
Pola ini memungkinkan kedua perusahaan untuk terus tumbuh, meskipun berada dalam persaingan sengit.
Baca Juga: LSI Denny JA Ungkap Data Keberhasilan Kepemimpinan Presiden Joko Widodo
Dalam konteks politik, coopetition menjadi strategi penting dalam menciptakan stabilitas dan pembangunan berkelanjutan. Persaingan politik tidak harus berakhir dengan permusuhan, tetapi bisa bertransformasi menjadi kerjasama demi kepentingan yang lebih besar, seperti yang terjadi antara Jokowi dan Prabowo.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa politik dapat berfungsi sebagai arena di mana rivalitas digantikan oleh sinergi untuk mencapai tujuan bersama.
-000-
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menemukan Gagasan Besar di Setiap Zaman
Keunikan drama politik ini tidak berhenti pada kabinet Jokowi-Prabowo. Pada Pilpres 2024, Jokowi yang tidak lagi bisa mencalonkan diri, justru mendukung Prabowo sebagai calon presiden.
Prabowo lalu maju sebagai capres yang mendapat dukungan dari Jokowi, meskipun ia harus bersaing dengan capres yang diusung oleh PDI Perjuangan, partai asal Jokowi.
Jokowi mengambil resiko berseberangan dengan partai yang pernah membesarkannya. Kerjasama politiknya dengan Prabowo di pilpres 2024 juga berujung pada kemenangan telak.
Baca Juga: LSI Denny JA: Peringkat Ekonomi Indonesia Naik Peringkat Dunia Sebesar US$ 1,37 Trilun
Ini menambah lapisan kompleksitas dalam politik Indonesia, di mana dua rival lama kini bersatu untuk menghadapi tantangan politik baru.