Diskriminasi yang Dialami Kim So Yeon Selama Berbisnis Dalam Drakor A Virtuous Business
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Selasa, 29 Oktober 2024 18:50 WIB
LIFESTYLEABC.COM - Drakor A Virtuous Business yang dibintangi aktris Kim So Yeon bersama Kim Sun Young menampilkan cerminan diskriminasi yang sering dialami perempuan.
Diskriminasi ini banyak dialami oleh Kim So Yeon sepanjang perjalanan cerita drakor A Virtuous Business terutama saat menjalankan bisnisnya sebagai pedagang lingerie.
Selain hujatan yang diterima saat berjualan lingerie, Kim So Yeon beserta para perempuan lainnya dalam drakor A Virtuous Business juga mengalami bentuk diskriminasi lainnya.
Baca Juga: Cara Kim So Yeon Berjualan Secara Efektif dalam Drakor A Virtuous Business
Meskipun berlatar waktu tahun 1992, perlakuan diskriminasi pada Kim So Yeon dan karakter perempuan lainnya dalam sinopsis drakor A Virtuous Business masih banyak terjadi di masa saat ini.
Drakor A Virtuous Business memberikan gambaran yang baik bagaimana praktik dan karakter patriarki di dalam kehidupan sehari-hari masih terjadi diskriminasi seperti dialami Kim So Yeon.
Meskipun mengalami penolakan yang keras, Kim So Yeon membuktikan diri dapat menjadi perempuan mandiri dalam alur cerita drakor A Virtuous Business dan terlepas dari stigma negatif masyarakat.
Baca Juga: Tips Hidup Bahagia ala Kim Tae Ri Dalam Sinopsis Drakor Jeongnyeon The Star is Born
Berikut ini adalah bentuk diskriminasi yang dialami Kim So Yeon dalam alur cerita drakor A Virtuous Business:
1. Harus mengurus keluarga sambil bekerja
Setelah mengetahui suaminya dipecat dari pekerjaan, Kim So Yeon terpaksa harus mencari nafkah dalam cerita drakor A Virtuous Business dan menjadi kesulitan dalam mengurus anaknya.
Baca Juga: Misteri Karakter Yeon Woo Jin Sebagai Polisi Misterius pada Drakor A Virtuous Business
Selama bekerja sebagai pedagang lingerie, Kim So Yeon harus mengurus anak semata wayangnya dalam sinopsis drakor A Virtuous Business sehinga kesulitan membagi waktu.
Selama bekerja, Kim So Yeon harus menitipkan anaknya pada sang ibu atau anak dari Lee Se Hee pada alur cerita drakor A Virtuous Business yang masih banyak terjadi di masa sekarang.
Situasi semakin sulit saat ibu Kim So Yeon ada keperluan mendadak sehingga harus meninggalkan Min Ho dalam cerita drakor A Virtuous Business yang beruntungnya dibantu oleh Yeon Woo Jin.
Baca Juga: Pertanyaan yang harus Terjawab pada Ending Drakor Judge from Hell, Nasib Akhir Park Shin Hye
2. Kebebasan berekspresi yang terbatas
Keputusan Kim So Yeon untuk berjualan lingerie terpaksa diambilnya dalam drakor A Virtuous Business karena menjadi satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan untuk membayar sewa rumah.
Namun respon lingkungan tetangga Kim So Yeon pada plot cerita drakor A Virtuous Business begitu keras dan menjadi praktik diskriminasi yang lekat pada tahun 1992.
Pilihan yang terbatas untuk Kim So Yeon agar bisa bekerja dan respon penolakan lingkungan tetang dalam drakor A Virtuous Business menggambarkan betapa terbatasnya kebebasan berekspresi bagi perempuan.
Bahkan diskriminasi terus terjadi saat Kim So Yeon dilaporkan ke polisi atas tuduhan praktik prostitusi pada drakor A Virtuous Business dan menghambat perempuan agar bisa hidup mandiri.
3. Janda dipandang sebelah mata
Tidak hanya Kim So Yeon yang menjadi ibu tunggal dan mengalami diskriminasi, Lee Se Hee juga mengalami diskriminasi yang sama pada cerita drakor A Virtuous Business.
Lee Se Hee yang sering menggunakan pakaian minim sering dipandang oleh para tetangganya sebagai perempuan yang hanya menjual tubuh agar bisa mendapatkan pelanggan.
Padahal pelanggan salon Lee Se Hee mayoritas adalah perempuan dan tidak berhubungan dengan pakaian yang digunakan dalam sinopsis drakor A Virtuous Business.
Drakor A Virtuous Business dapat disaksikan pada platform streaming Netflix sebagai cerita perempuan mandiri dan independen.***