DECEMBER 9, 2022
News

Satrio Arismunandar: Buku Komaruddin Hidayat Tawarkan Teologi Alamiah dengan Gabungkan Agama dan Sains

image
Komentar Satrio Arismunandar tentang diskusi SATUPENA bersama Komaruddin Hidayat (Lifestyleabc.com/Kiriman

LIFESTYLEABC.COM - Satrio Arismunandar mengungkapkan buku "Theology of Hope" karya Komaruddin Hidayat menawarkan wawasan dan konsep "teologi alamiah" dengan memadukan agama dan sains.

Satrio Arismunandar, Sekjen SATUPENA menanggapi diskusi tentang teologi harapan yang diadakan SATUPENA pada haris Kamis, 31 Oktober 2024 dengan mengundang Komaruddin Hidayat sebagai narasumber.

Komaruddin Hidayat adalah Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia dan menjadi penulis buku "Theology of Hope" dan menjadi tema diskusi SATUPENA dan ikut menarik perhatian Satrio Arismunandar.

Baca Juga: Satrio Arismunandar Jelaskan Manfaat AI untuk Memajukan UMKM dan Berkembang

Satrio mengungkapkan, buku karya Komaruddin Hidayat mengeksplorasi hubungan antara sejarah pribadi dan sosial, serta interaksi antara kenangan dan harapan dalam hidup. Karya ini menginspirasi pembaca untuk menemukan makna hidup demi kesejahteraan dunia dan kebahagiaan spiritual. 

Satrio menjelaskan, teologi alamiah (natural theology) adalah pendekatan dalam teologi yang mencoba memahami keberadaan dan sifat Tuhan melalui pengamatan dan penalaran atas dunia alami, tanpa bergantung pada wahyu agama. 

“Konsep ini berusaha menemukan tanda-tanda ilahi dalam hukum alam dan fenomena alam semesta,” ujarnya.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: AI Dapat Ciptakan Gabungan Motif Batik Tradisional Dengan Elemen Geometris Modern

Dengan kata lain, kata Satrio, teologi alamiah menggabungkan perspektif rasional dan ilmiah dengan keyakinan spiritual, mencari makna ilahi melalui keteraturan dan keterhubungan dalam alam.

“Pendekatan ini sering kali digunakan untuk mendekatkan agama dan sains dalam menjelaskan hakikat kehidupan dan penciptaan,” tutur Satrio.

Menurut Satrio, ajaran Islam secara umum kompatibel dengan konsep teologi alamiah, karena Islam mendorong umatnya untuk menggunakan akal dan pengamatan terhadap alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. 

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Masa Depan Artificial Intelligence di Indonesia Cerah Meskipun ada Tantangan

“Alquran sering mengajak manusia untuk merenungi fenomena alam sebagai bukti kekuasaan Tuhan, seperti dalam ayat-ayat tentang penciptaan langit, bumi, dan pergantian siang-malam,” lanjutnya.

“Dalam perspektif Islam, ilmu pengetahuan dan wahyu dianggap saling melengkapi. Teologi alamiah dalam Islam tidak menggantikan wahyu, melainkan memperkuat keyakinan akan Tuhan dengan menghubungkan alam semesta dengan pencipta-Nya,” ungkap Satrio.

Pendapat tentang teologi alamiah beragam di kalangan ahli agama dan filsuf. “Thomas Aquinas mendukung teologi alamiah melalui konsep lima jalan, di mana keberadaan Tuhan bisa dibuktikan dengan logika dan pengamatan atas keteraturan alam,” ucap Satrio.

“Sebaliknya David Hume skeptis terhadap teologi alamiah. Ia mengkritik bahwa penalaran tentang Tuhan berdasarkan alam tidak dapat sepenuhnya dipercaya karena pengalaman manusia terbatas,” sambung Satrio.

“Sedangkan Immanuel Kant berargumen bahwa meskipun akal bisa menunjukkan keteraturan di alam, pengetahuan tentang Tuhan harus tetap bersifat transendental dan tidak sepenuhnya bisa dicapai melalui rasio,” kata Satrio.***

Berita Terkait