DECEMBER 9, 2022
News

Uskup Agung Jakarta Tekankan Pesan Melayani Rakyat secara Tulus di Hari Natal

image
Pesan Uskup Agung Jakarta pada peringatan Hari Natal di Indonesia (UNSPLASH/Allef Vinicius)

LIFESTYLEABC.COM - Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo memberikan pesan damai pada peringatan Hari Natal tahun 2024 kepada umat Katolik.

Pada peringatan Hari Natal tanggal 25 Desember 2024, Uskup Agung Jakarta menyerukan keinginan untuk melayani rakyat secara tulus untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

Usai Misa Pontifikal di Katedral Jakarta, Uskup Agung Jakarta menyampaikan keinginannya agar Indonesia bisa menjadi Bethlehem yang baru untuk melayani bukan dilayani.

Baca Juga: Rekayasa Lalu Lintas yang Diterapkan di DKI Jakarta Selama Perayaan Malam Tahun Baru

"Harapan dari pesan Natal bersama itu adalah agar Indonesia menjadi "Bethlehem-Bethlehem" zaman sekarang. Yaitu, tempat lahirnya pemimpin-pemimpin yang tidak ingin dilayani, tetapi sungguh-sungguh ingin melayani seluruh bangsa kita," ujarnya.

Dia menjelaskan tafsiran lebih dalam dari tema tersebut adalah untuk menyadari bahwa manusia pada dasarnya diciptakan untuk memuji dan memuliakan Allah. Selain perlunya pengungkapan memuliakan Tuhan, perlu juga diwujudkan, yakni melalui ibadah sosial, dan keberpihakan terhadap keadilan dan kebaikan bersama.

Dalam mengamalkannya, kata Kardinal Suharyo, terdapat lima pilar dalam ajaran sosial gereja, yang pertama adalah menghormati martabat manusia. Isu yang masih dihadapi terkait ini. Dia mencontohkan tindak pidana perdagangan orang dan orang-orang yang terjerat dalam judi daring.

Baca Juga: Dekorasi dan Hiasan Gereja Katedral Spesial Menyambut Hari Natal 2024

"Yang kedua adalah kebaikan bersama. Itulah cita-cita kemerdekaan kita, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Menurutnya, hal tersebut juga dapat ditunjukkan dengan partisipasi lembaga-lembaga negara dalam memperjuangkan kebaikan bersama, dengan tidak terlibat dalam korupsi, suap, dan sebagainya.

Yang ketiga, kata Kardinal Suharyo, adalah solidaritas dan kesetiakawanan.

Baca Juga: Kemenkes Siapkan 1.574 Posko Kesehatan Antisipasi Kecelakaan saat Liburan Nataru

"Kalau saya ambil saja contoh yang selalu saya sampaikan kepada umat, angka stunting itu susah sekali dikurangi. Sementara sampah makanan yang dibuang itu semakin tahun semakin tinggi. Apakah itu namanya solidaritas?", katanya.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait