SATUPENA Undang Dhenok Kristiyanti dan Satrio Arismunandar Diskusikan Gejolak Demokrasi Indonesia 2024
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Rabu, 01 Januari 2025 15:10 WIB
LIFESTYLEABC.COM - Organisasi SATUPENA akan kembali menggelar diskusi terbuka dengan tema membaca gejolak Demokrasi Indonesia 2024 bersama narasumber dan pembicara, Dhenok Kristiyanti dan Satrio Arismunandar.
Diskusi bertema Demokrasi Indonesia 2024 ini diangkat dari buku yang dirilis SATUPENA dengan judul "Suara Penulis Soal Pemilu dan Demokrasi 2024" yang diterbitkan bulan November 2024. Buku ini mencetak prestasi penghargaan MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), menjadi buku dengan jumlah penulis terbanyak, mencapai 221 orang dengan tema meliputi 4 genre: esai, cerpen, puisi dan puisi esai.
Buku ini juga menyertakan kata pengantar dari Ketua Umum SATUPENA Denny JA dan disunting oleh Elza Peldi Taher, Jonminofri Nazir, Satrio Arismunandar dan Dhenok Kristianti.
Baca Juga: SATUPENA akan Berdisuksi Dengan Dian Kristiani Tentang Cara Meramu Imajinasi Menjadi Cerita Anak
Obrolan Hatipena #156 tentang membaca gejolak demokrasi Indonesia itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 2 Januari 2025, pukul 19.00-21.00 WIB.
Diskusi tentang membaca gejolak demokrasi Indonesia 2024 itu akan dipandu oleh dua penulis, Anick HT dan Amelia Fitriani.
Panitia diskusi menyatakan, ada tiga hal yang patut dicatat dari buku ini. Pertama, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menobatkan: inilah buku bertema pemilu dan demokrasi dengan jumlah penulis terbanyak, 221 orang, dan genre terlengkap—esai, cerpen, puisi, dan puisi esai.
Baca Juga: MURI Beri Penghargaan untuk SATUPENA yang Rilis Buku Suara Penulis Soal Pemilu dan Demokrasi 2024
Kedua, isinya adalah cermin dari polarisasi politik Indonesia di ujung tahun 2024. Ini sebuah periode penuh gejolak antara pilpres dan pilkada yang berlangsung karena ada perubahan syarat jadi capres/cawapres dan usaha mengubah syarat untuk calon gubernur dan wakilnya.
Ketiga secara teknis buku ini membutuhkan waktu lama menyelesaikannya. Mulai dari mengumpulkan naskah,mengedit, mengelompokkan naskah, dan mengurut berdasarkan abjad. Belum lagi me-lay-out buku lebih dari 1.000 halaman butuh waktu panjang juga.
Dua dari empat editor buku akan menjelaskan isi buku dengan pendekatan content analisis. Satrio Arismunandar menjelaskan bagian esai, sedangkan Dhenok Kristianti menguraikan bagian cerpen, puisi, puisi esai.
Baca Juga: SATUPENA Gelar Diskusi Bertema Pahlawan Perempuan Aceh Bersama Suraiya Kamaruzzaman
Karena begitu tebalnya, buku ini tidak dicetak, tetapi terbit dalam versi PDF. Oleh SATUPENA, buku ini tidak dijual. Para penulis yang telah menyumbangkan karyanya, bahkan masyarakat umum, dapat mengakses buku digital ini secara gratis.