Catatan Denny JA: Air Mata Sang Jurnalis Perang
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Jumat, 25 Oktober 2024 09:35 WIB

Lee Miller adalah simbol dari keberanian manusia untuk menghadapi yang terburuk, dan keengganan untuk mengungkapkan rasa sakit yang paling dalam.
Dia adalah saksi yang membawa pulang kengerian perang dalam foto-foto, tetapi juga membawa pulang trauma yang mengubah hidupnya.
Kisah hidupnya pengingat bahwa saksi mata seringkali memikul beban yang sama beratnya dengan korban. Dan meskipun mereka mungkin mencoba menyembunyikannya, seperti Lee menyimpan foto-fotonya di loteng, akhirnya kebenaran itu selalu muncul ke permukaan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Nasionalisme di Era Algoritma
Karya-karyanya, yang sempat tersembunyi, kini abadi, berbicara tentang kehancuran dan keindahan, keberanian dan kelemahan, kemenangan dan kesakitan.
Lee Miller mengajarkan kita bahwa perang tidak pernah hanya tentang medan tempur. Ia juga tentang perang batin, yang terus berlanjut bahkan setelah senjata-senjata berhenti ditembakkan.
Sebagai saksi, dia tidak hanya mengabadikan sejarah, tetapi juga menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang rapuh, yang meskipun terlihat kuat, tetap bisa patah di dalam. *
Baca Juga: Catatan Denny JA: Wahai para Esoteris Berkumpulah
Jakarta, 24 Oktober 2024
CATATAN
(1) Penyakit yang biasa dialami oleh mereka yang terlibat dalam perang brutal:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Hukum Pertama Hidup bermakna, Hubungan Personal
The Library of Congress (.gov)https://www.loc.gov › collectionsPTSD: A Lasting Impact of War | Impact of Service | Serving: Our Voices