DECEMBER 9, 2022
News

Profil Sanitiar Burhanuddin, Sosok Pembongkar Kasus Korupsi Besar jadi Jaksa Agung di Kabinet Merah Putih

image
Rekam jejak sosok Sanitiar Burhanuddin dilantik jadi Jaksa Aung

LIFESTYLEABC.COM - Salah satu sosok di jajaran Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto adalah Sanitiar Burhanuddin yang menjabat sebagai Jaksa Agung.

Prabowo Subianto mempercayakan jabatan Jaksa Agung pada sosok Sanitiar Burhanuddin hari Minggu malam, 20 Oktober 2024 karena sosoknya yang sudah berintegritas.

Nama Sanitiar Burhanuddin diperkenalkan sebagai Jaksa Agung bersama dengan 48 menteri, lima pejabat setingkat menteri, dan 59 wakil menteri, yang dibentuk atas kesepakatan partai koalisi.

Nama Sanitiar Burhanuddin yang akrab disapa ST Burhanuddin, bukanlah nama baru di Kejaksaan Agung. Sejak tahun 2019, Burhanuddin telah memimpin lembaga penegak hukum tersebut, membawa perubahan signifikan dan mengungkap berbagai kasus besar yang menarik perhatian publik.

Sanitiar Burhanuddin lahir pada 17 Juli 1954 dan menyelesaikan pendidikan hukum di Universitas Diponegoro pada 1983, kemudian melanjutkan program magister manajemen di Universitas Indonesia pada 2001, serta meraih gelar doktor dari Universitas Satyagama pada 2006.

Memulai kariernya di Kejaksaan pada 1989, ia terus membangun reputasi sebagai jaksa yang andal dan berintegritas.

Sepanjang kariernya, ia menempati berbagai posisi strategis, dari Kepala Kejaksaan Negeri Bangko Jambi, Asisten Pidana Umum di Jambi, hingga Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi NAD.

Pada 2008, ia menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku Utara, lalu pada 2010 sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi.

Setelah pensiun pada 2014 dari posisinya sebagai Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara, ia akhirnya kembali sebagai Jaksa Agung pada 2019.

Salah satu pencapaian besarnya adalah mengungkap kasus megakorupsi, termasuk kasus tata niaga timah yang diduga merugikan negara hingga Rp300 triliun.

Di bawah kepemimpinannya, Kejaksaan Agung berhasil menangani kasus-kasus korupsi besar lainnya seperti Asabri dengan kerugian Rp22,78 triliun, Jiwasraya Rp16,8 triliun, serta Duta Palma Group yang merugikan negara Rp104,1 triliun.

Tidak hanya itu, ia juga mencatatkan prestasi dalam bidang keadilan restoratif.

Pada semester pertama 2024, Kejaksaan Agung menghentikan penuntutan sebanyak 5.482 kasus dan membentuk ribuan Rumah Restorative Justice di seluruh Indonesia.

Upaya ini menunjukkan dedikasinya dalam mendorong pendekatan hukum yang lebih humanis.

Prestasinya membuat Kejaksaan Agung meraih kepercayaan tinggi di mata publik.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada April 2024, Kejaksaan Agung dinyatakan sebagai lembaga hukum paling dipercaya dengan tingkat kepercayaan publik sebesar 74,7 persen.

Ia juga menerima penghargaan dari Presiden RI, yakni Satyalancana Karya Satya X pada 1998 dan Satyalancana Karya Satya XX pada 2007.

Kini, ia kembali memimpin Kejaksaan Agung dengan misi besar dalam upaya pemberantasan korupsi selama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dengan tangan dinginnya, ia diharapkan dapat merealisasikan misi reformasi hukum Prabowo-Gibran serta memperkuat pemberantasan korupsi di Indonesia.***

Sumber: Entertainmentabc.com

Berita Terkait