Menko Perekonomian Sebut Kawasan ASEAN Berhasil Bertahan di Tengah Badai Geopolitik
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Selasa, 10 Desember 2024 16:36 WIB

LIFESTYLEABC.COM - Menko Perekonomian menyebut jika kawasan Indo-ASEAN berhasil bertahan di tengah situasi Geopolitik dunia yang serba tidak menentu.
Pernyataan ini diungkap Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengikuti perkembangan ekonomi kawasan ASEAN yang relatif positif di tengah gejolak situasi Geopolitik.
Menurut Menko Perekonomian, kawasan ASEAN mencatatkan pertumbuhan rata-rata 4-5 persen serta menjadi perekonomian terbesar ke-5, eksportir terbesar ke-4, dan pada 2022 lalu menjadi tujuan investasi asing langsung terbesar ke-2.
Baca Juga: Kasus Penembakan Senjata Api Meningkat di Amerika Serikat Sepanjang Tahun 2023-2024
Airlangga mengatakan situasi politik dan ekonomi yang stabil ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya di negara kawasan ASEAN termasuk di Indonesia.
“Di tengah ketidakpastian, kita baru-baru ini mendengar Perang Gaza belum berakhir, kemudian juga Ukraina-Rusia masih panas, dan terakhir perubahan (pemerintahan) di Suriah yang juga kita belum tahu siapa yang akan meng-govern di sana, yang memimpin pemerintahan di sana. Namun di tengah ketidakpastian, ada satu wilayah yang selama dua dekade relatif aman, yaitu Indo-Pasifik. Dan di Indo-Pasifik, ASEAN menjadi kerja sama regional yang paling stabil dan hampir seluruh negara,” kata Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa.
Airlangga menekankan bahwa ASEAN telah menjadi model kerja sama regional yang stabil, dengan pertumbuhan ekonomi anggotanya rata-rata sekitar 4 persen. Dengan populasi sekitar 600 juta, ASEAN membuat wilayah Indo-Pasifik lebih "dingin" di tengah panasnya tensi global antara Timur dan Barat, termasuk perang dagang China-Amerika.
Baca Juga: Palestina akan Ikut Sidang PBB secara Resmi untuk Pertama Kali dalam Sejarah
Kemudian, di tengah semakin kompleksnya dinamika geopolitik, Airlangga tetap mewaspadai adanya perbedaan pendekatan kebijakan perdagangan antara negara-negara ASEAN dan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang baru terpilih.
Pendekatan ASEAN yang mengedepankan kerja sama multilateral, menurutnya, diperkirakan bakal kurang cocok dengan gaya kepemimpinan Trump yang cenderung memprioritaskan hubungan bilateral antaranegara.
“Kita ketahui bahwa the new president (Trump) di Amerika lebih menghargai bilateral daripada multilateral. Tetapi negara-negara ASEAN percaya bahwa multilateral akan membawa kesejahteraan bersama. Nah, ini merupakan tantangan-tantangan yang ada ke depan,” jelasnya.
Baca Juga: Retno Marsudi Didaulat jadi Utusan Khusus Pertama Sekjen PBB untuk Isu Urusan Air
Lebih lanjut, dalam pidatonya Airlangga juga menyampaikan proyeksi optimistis OECD terhadap ekonomi Indonesia. Proyeksi OECD menunjukkan pertumbuhan Indonesia akan mencapai 5,1 persen pada 2024 dan 5,2 persen pada 2025.