Ramalan Denny JA tentang Masa Depan Musik Jazz pada Panggung Festival Puisi Esai Jakarta 2024
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Jumat, 13 Desember 2024 11:52 WIB
Perubahan ini mengajarkan kita banyak hal. Bagaimana musik yang awalnya dicemooh sebagai “musik kaum rendahan” dapat diakui sebagai inovasi dan seni berkelas?
Dua Faktor yang Mengubah Citra Jazz
Ada dua hal yang membuat jazz mampu bertahan dan berkembang menjadi genre yang dihormati.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai
Pertama, komunitas yang aktif dan berkelanjutan, meskipun pada awalnya dihujat, komunitas jazz tetap hidup.
Mereka terus berkarya, menciptakan lagu-lagu baru, tampil di berbagai panggung, dan mengadakan festival-festival. Komunitas yang aktif dan berkelanjutan ini menjadi kekuatan utama dalam menjaga eksistensi jazz, bahkan melampaui opini negatif dari para kritikus dan elit budaya saat itu.
Kedua, lahirnya Creative Minority. Dari komunitas jazz, muncul individu-individu brilian—creative minority—yang memberikan lompatan estetis.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Anaku Kecanduan Internet
Tokoh seperti Louis Armstrong dan Duke Ellington menghadirkan inovasi dan kualitas tinggi yang meningkatkan citra jazz.
Mereka membuktikan bahwa sebuah genre baru dapat berkembang jika memiliki pilar kreatif yang kuat.
Pelajaran untuk Puisi Esai
Baca Juga: Tiga Penulis Terima Penghargaan dan Dana Hibah dari Denny JA Foundation
Kisah jazz ini adalah lesson to learn untuk komunitas puisi esai. Jika puisi esai ingin tumbuh berkelanjutan, pertama, ia membutuhkan komunitas yang hidup, aktif, dan konsisten berkarya. Komunitas inilah yang akan menjadi fondasi bagi keberlanjutan puisi esai.