Peran SATUPENA di Bawah Kepemimpinan Denny JA Dalam Memperjuangkan Kepentingan Penulis di Era AI
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Minggu, 18 Agustus 2024 08:45 WIB

Di bawah Koordinator Provinsi ada banyak anggota SATUPENA. Jumlah anggota SATUPENA Provinsi tentunya bervariasi, tergantung jumlah penulis di provinsi bersangkutan yang mau bergabung dengan SATUPENA. Selain itu, tidak semua provinsi memiliki “kepadatan populasi penulis” yang sama. SATUPENA DKI Jakarta lebih “padat” populasi penulisnya daripada SATUPENA Papua, misalnya.
Pernah ada anggota senior SATUPENA yang mengusulkan kepada saya, selaku Sekjen SATUPENA, untuk membentuk SATUPENA Kota. Mungkin ada kota-kota tertentu yang populasi penulisnya begitu banyak dan ingin aktif, sehingga merasa perlu diwadahi dengan membentuk SATUPENA Kota.
Tetapi saya katakan pada mereka, untuk sementara ini biarlah bergabung dan beraktivitas di bawah SATUPENA Provinsi dulu. Terbukti, untuk menggiatkan aktivitas anggota di tingkat provinsi saja belum berjalan secara optimal. Optimalkan saja dulu yang sudah ada.
Rasa Optimistis
Tetapi dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada, saya merasa optimistis bahwa SATUPENA di bawah kepemimpinan Denny JA akan sanggup memperjuangkan kepentingan para penulis.
Dalam Rapat Umum Anggota, Okky Madasari, novelis dan salah satu anggota Dewan Penasihat SATUPENA, mengusulkan agar perkumpulan penulis ini aktif berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan para penulis luar negeri. Ide Okky ini mendapat sambutan positif dari Ketua Umum SATUPENA, Denny JA.
Sayang, dalam Rapat Umum Anggota tersebut tidak cukup waktu untuk membacakan seluruh laporan Koordinator SATUPENA Provinsi karena banyak sekali jumlah provinsi. Karena Koordinator SATUPENA Sumatra Barat, Sastri Bakry menyatakan pada saya bahwa usulan Okky Madasari justru sudah dilakukan oleh SATUPENA Sumbar.
Sastri menyebut buku Puisi Indonesia-India, yang diterbitkan ISISAR, akan dilaunching pada acara World Thinkers ‘n Writers Meet pada 18-21 November di Kolkata, India pada November 2024. Banyak penulis Indonesia ikut terlibat, termasuk Jose Rizal Manua, Swary Utami Dewi, Deknong Kemalawati, dan lain-lain.
Lalu, Buku Antologi Puisi Suara dari Kampus Australia-Indonesia diterbitkan oleh SATUPENA Sumbar/ Pustaka Artaz, dan akan dibedah pada 4 November 2024 di Deakin University, Australia. Ada lagi buku puisi esai Indonesia-India (sedang dalam proses).
Baca Juga: Satrio Arismunandar: Jaringan Sosial yang Kuat Menjadi Salah Satu Ciri Umur Panjang
Jika apa yang sudah dilakukan SATUPENA Sumbar ini dilakukan juga di banyak SATUPENA Provinsi lainnya, tentu akan dahsyat sekali dampaknya. Hal itu tak mungkin terjadi tanpa dorongan semangat dari para pengurus SATUPENA Provinsi, yang didukung penuh oleh para anggotanya.