Catatan Denny JA: Kubawa Cincin Janjiku
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Selasa, 08 Oktober 2024 20:40 WIB

Dan cincin itu,
tetap menggantung di saku Anwar,
sebuah janji yang terlambat,
menunggu untuk dipulangkan.
Dengan tangan yang kini bergetar,
Anwar menggali di bawah pohon akasia,
mengubur cincin itu di samping nisan.
“Farah,” ia berbisik,
“cincin ini milikmu,
cintaku yang tertahan di ujung janji,
kini pulang ke tanah, ke keabadianmu.”
Baca Juga: LSI Denny JA Ungkap Data Keberhasilan Kepemimpinan Presiden Joko Widodo
Angin malam berembus pelan,
membawa daun-daun jatuh yang berserakan,
seperti harapan yang pudar dalam diam.
Tak ada yang bisa mengembalikan Farah,
tapi cinta yang telah terhanyut sejarah,
akhirnya tersampaikan, dalam tenang dan hening.
Langkah Anwar meninggalkan tanah itu,
namun hatinya tertinggal di sana,
di bawah pohon akasia yang memeluk kenangan,
di bawah langit Jakarta yang dulu memanggilnya pulang.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menemukan Gagasan Besar di Setiap Zaman
Anwar tahu,
meski sejarah mengoyak cinta,
ada janji yang tak pernah hilang,
ada cinta yang selalu mencari jalan pulang,
seperti air yang tak pernah lelah mengejar laut.***
Jakarta, 2024**
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Kuburan Mereka Berserakan di Berbagai Negara
CATATAN