Catatan Denny JA: Wahai para Esoteris Berkumpulah
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Kamis, 17 Oktober 2024 16:30 WIB

Korteks prefrontal bertanggung jawab atas kesadaran diri, sedangkan parietal terkait dengan orientasi spasial. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman spiritual, terlepas dari agama atau keyakinan, adalah respons yang tertanam dalam otak kita.
Spiritualitas adalah respons biologis yang menghubungkan kita sebagai homo sapiens, seolah-olah ada pusat spiritual dalam otak kita yang dirancang untuk merasakan Yang Kudus.
Agama yang kita anut sering kali dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya tempat kita tumbuh. Aneka agama yang ada saat ini, seperti Hindu, Yahudi, Buddha, Kristen, dan Islam, berasal dari sekitar 2.000 hingga 4.000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menemukan Gagasan Besar di Setiap Zaman
Namun manusia telah hidup sebagai homo sapiens selama 300.000 tahun, jauh sebelum agama formal hadir. Berbagai agama besar yang kini dominan baru dikenal di ujung 1–2 persen sejarah manusia.
Artinya, 98 persen sejarah spiritualitas manusia berjalan tanpa agama-agama formal yang kita kenal hari ini.
Ini menunjukkan adanya sesuatu yang lebih tua, lebih dalam, dan lebih universal dalam batin manusia, yang melampaui agama-agama yang ada.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang Tahun 1960-an
Data ini mempertegas bahwa spiritualitas bukan sekadar produk budaya atau agama tertentu, tetapi merupakan bagian integral dari diri kita sebagai manusia.
Neuroscience mengungkapkan bahwa pusat spiritual di otak adalah respons universal, yang menunjukkan bahwa manusia, tanpa memandang agama atau keyakinan, memiliki kemampuan alami untuk merasakan kehadiran yang ilahi.
-000-
Baca Juga: LSI Denny JA: Peringkat Ekonomi Indonesia Naik Peringkat Dunia Sebesar US$ 1,37 Trilun
Kesatuan Transendental: Menyatu di Balik Perbedaan