Catatan Denny JA: Wahai para Esoteris Berkumpulah
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Kamis, 17 Oktober 2024 16:30 WIB

-000-
Kritik terhadap Kesatuan Transendental
Meski gagasan kesatuan transendental menawarkan pandangan inklusif, ia tidak lepas dari kritik. Salah satu kritik utama adalah tuduhan relativisme, yaitu bahwa pandangan ini meremehkan perbedaan teologis penting antara agama-agama.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menemukan Gagasan Besar di Setiap Zaman
Pandangan bahwa semua agama sama-sama benar bisa dianggap mengaburkan esensi dari setiap agama dan mengecilkan identitas uniknya.
Gagasan ini juga dianggap mengaburkan identitas agama itu sendiri. Dengan meyakini semua agama sebagai jalan menuju kebenaran yang sama, banyak yang merasa kehilangan keunikan dan nilai-nilai spesifik dari agama mereka.
Selain itu, pandangan kesatuan transendental ini dianggap idealis dan sulit diterapkan dalam dunia nyata. Setiap agama memiliki dogma dan pandangan eksklusif yang sulit disatukan tanpa mengorbankan identitas.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang Tahun 1960-an
Namun, dalam dunia yang semakin terhubung, pandangan kesatuan transendental ini membawa harapan. Bukan untuk menghapus identitas atau meremehkan perbedaan, tetapi untuk mengakui bahwa di balik semua itu, ada inti yang sama.
Pandangan ini adalah panggilan untuk menghargai kedalaman spiritual yang menyatukan, bukan untuk melebur perbedaan, melainkan untuk melihat kebenaran yang lebih mendalam.
-000-
Baca Juga: LSI Denny JA: Peringkat Ekonomi Indonesia Naik Peringkat Dunia Sebesar US$ 1,37 Trilun
Penutup: Menyadari Kedalaman yang Menyatukan