Cyril Ramaphosa Tegaskan bahwa Afrika Selatan akan Setia Berdiri Bersama Palestina
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Kamis, 24 Oktober 2024 20:30 WIB
LIFESTYLEABC.COM - Cyril Ramaphosa pada forum KTT BRICS menyampaikan sikap tegas bahwa Afrika Selatan akan selalu setia membela dan mendampingi Palestina menghadapi penjajahan.
Pesan dan sikap Afrika Selatan ini disampaikan oleh Cyril Ramaphosa kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di sela-sela pertemuan KTT BRICS yang berlangsung di Kazan, Rusia.
Afrika Selatan juga menjadi pendiri BRICS yang mengundang Palestina dalam pertemuan ini dan dihadiri oleh Cyril Ramaphosa dalam KTT ke-16 yang dihadiri tamu negara lain.
Baca Juga: Erdogan Desak Israel Hentikan Serangan ke Palestina dan Lebanon untuk Kurangi Ketegangan
Menurut pernyataan kantor Ramaphosa, kedua pemimpin membahas peluang memperkuat hubungan politik dan ekonomi yang sejalan dengan kepentingan nasional dan prioritas kebijakan luar negeri Afsel.
"Kami baik-baik saja saat Anda baik-baik saja, dan Anda selalu bersama kami," kata Abbas kepada Ramaphosa.
"Ya, tentu... tentu, tanpa keraguan," jawab Ramaphosa, seraya menegaskan kembali dukungan negaranya terhadap Palestina.
Baca Juga: Palestina akan Ikut Sidang PBB secara Resmi untuk Pertama Kali dalam Sejarah
"Kita akan selalu bersama," kata dia menambahkan, seperti terlihat dalam rekaman video pertemuan itu.
Sebelumnya, saat berpidato di KTT BRICS, Ramaphosa mengatakan bahwa negara-negara di dunia “bertanggung jawab untuk tidak mendanai atau memfasilitasi” genosida Israel terhadap warga Palestina.
“Saat dunia menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang terus berlanjut, Afrika Selatan terdorong untuk menyuarakan semangat solidaritas,” katanya.
Baca Juga: Uni Eropa Kecam Kiriman Rudal Balistik ke Rusia Perpanjang Perang dengan Ukraina
Afsel mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada akhir 2023 yang menuduh Israel gagal memenuhi komitmennya terhadap Konvensi Genosida 1948.
Sejumlah negara, termasuk Turki, Nikaragua, Palestina, Spanyol, Meksiko, Libya, dan Kolombia, bergabung dalam kasus tersebut, yang akan mulai disidangkan pada Januari.
Sebelumnya pada Mei, ICJ memerintahkan Israel untuk menghentikan agresinya di Kota Rafah, Gaza selatan.
Panel yang beranggotakan 15 hakim itu telah tiga kali mengeluarkan perintah untuk meringankan penderitaan penduduk di daerah kantong Palestina yang diblokade Israel itu, di mana jumlah korban tewas telah menembus angka 42.700 orang.***