Menteri Agama Dorong Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal menjadi Jembatan Toleransi Beragama
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Kamis, 12 Desember 2024 19:06 WIB
LIFESTYLEABC.COM - Terowongan silaturahmi di Masjid Istiqlal sepanjang 34 meter kini sudah diresmikan oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar pada hari Kamis, 12 Desember 2024.
Terowongan ini menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral diharapkan Menteri Agama bisa menjadi jembatan dan penghubung toleransi beragama di tanah air.
Menteri Agama mengungkapkan, terowongan silaturahmi yang berada di Masjid Istiqlal ini mempunyai filosofi dan maknanya sendiri yang dapat dirasakan para penganut agama.
Baca Juga: Masjid Istiqlal Siap Sambut Kunjungan Paus Fransiskus
"Kami berharap dengan terbangunnya Terowongan Silaturahim ini akan memudahkan akses zaman antar-bangunan ibadah serta menjadi simbol toleransi antara umat beragama," ujar Menag.
Menag Nasaruddin menekankan filosofi dari pembangunan terowongan yang mendalam, sebagai lambang kedalaman hati umat beragama yang saling menghormati dan menjaga kerukunan.
Menag juga melaporkan bahwa proyek pembangunan terowongan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2020, yang bertujuan untuk mempermudah akses jamaah, menyediakan ruang parkir, serta mengurangi kemacetan di sekitar lokasi.
Baca Juga: Jepang dan Kementerian Kesehatan Indonesia Jalin Kerja Sama Pelatihan Makan Bergizi di Sekolah
Terowongan Silaturahim yang dibangun dengan anggaran APBN sebesar Rp38,9 miliar ini memiliki panjang 34 meter, lebar 4,1 meter, dan kedalaman enam meter.
"Adapun total luas pembangunan Terowongan Silaturahim sebesar 346 meter," kata dia.
Selain berfungsi sebagai penghubung, terowongan ini juga dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan hubungan toleransi antar-umat beragama, yang digambarkan melalui karya seniman Sunaryo bertema "Wat Hati" atau "Jembatan Hati".
Baca Juga: Prabowo Subianto Beri Dukungan Penuh pada Meutya Hafid Berantas Judi Online dari Tubuh Pemerintahan
Diorama tersebut memperlihatkan perjalanan sejarah kerukunan antara umat Islam dan Kristen di Indonesia, yang digambarkan dalam relief-relief yang menghiasi dinding terowongan.