Catatan Denny JA: Mengapa Penting Membuat Dokumentasi Sebuah Pergerakan
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Selasa, 17 Desember 2024 09:00 WIB
Dapat dicuplik contoh tiga puisi esai yang dimuat dalam buku itu, untuk menggambarkan drama isu sosial dan true story yang dikisahkan
Berikut ringkasan tiga puisi yang paling dramatis dari koleksi tersebut:
Puisi berjudul Sapu Tangan Fang Yin, karya Denny JA. Puisi ini menggambarkan trauma mendalam Fang Yin, seorang perempuan Tionghoa korban kerusuhan Mei 1998 di Indonesia.
Baca Juga: Catatan Denny JA; Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z
Ia diperkosa secara brutal oleh segerombolan perusuh, meninggalkan luka fisik dan batin yang mendalam.
Dalam pelariannya ke Amerika Serikat, ia membawa selembar sapu tangan yang menjadi saksi bisu air mata dan penderitaannya.
Meski sudah berlalu 13 tahun, Fang Yin terus bergulat dengan kenangan pahit itu. Pada akhirnya, ia mencoba membakar sapu tangan tersebut, sebagai simbol pembebasan dari masa lalu.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan
Namun, ia menyadari bahwa kekuatan sejati datang dari penerimaan, doa, dan keberanian untuk berdamai dengan masa lalunya .
Juga puisi esai berjudul Manusia Gerobak. Puisi ini menceritakan kehidupan Atmo, seorang pemulung yang tinggal di gerobak bersama keluarganya di Jakarta.
Dalam perjuangannya mengumpulkan sisa-sisa kehidupan kota, tragedi menimpa: anak bungsunya, Mawar, meninggal dunia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024
Atmo harus menghadapi kenyataan pahit membawa jenazah anaknya dengan gerobak karena tak mampu membayar biaya pemakaman.