DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta

image
Kisah Denny JA tentang orang tua Muslimah merelakan anaknya menjadi Pendeta (Lifestyleabc.com/Kiriman)

“la memilih percaya, cinta seorang ibu akan selalu menjadi jembatan, meskipun mereka berbeda haluan.

Laut mungkin tak lagi tenang,
tapi sang ibu tahu, hatinya telah menjadi dermaga penuh karang.”

“Lautnya boleh bergelora,
tapi pelabuhan cinta seorang ibu tak pernah goyah.”

Baca Juga: Catatan Denny JA: Annie, Warga Non Kristen, juga Merayakan Natal

Puisi esai  ini adalah salah satu dari 15 karya Ahmadie Thaha dalam buku Terowongan Iman. Buku ini membahas bagaimana cinta dan iman sering kali bertemu pada persimpangan yang sulit. 

Pesan utama buku kumpulan puisi esai ini  adalah iman sejati terletak pada cinta yang menghormati kebebasan spiritual dan keberanian menerima perbedaan.

Di samping puisi esai yang sudah dikutip di atas, dua puisi esai Ahmadie Thaha berikutnya juga memberi kita jeda untuk merenung.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Kutukan yang Diwariskan Turun Temurun

Puisi  esai “Beragama Bukan Sekadar Tanda” mengisahkan Raimona, seorang pria yang merasa terjebak dalam formalitas agama di kartu identitasnya. 

Ia bergulat dengan kegelisahan batin karena keyakinannya tidak sesuai dengan apa yang tertulis. Ketika cintanya pada Maria, yang berbeda agama—terhalang aturan, ia memutuskan memperjuangkan kebebasan berkeyakinan melalui pengadilan. 

Meski perjuangannya gagal, Raimona menemukan kekuatan dalam ketenangan batin dan keberanian untuk hidup jujur dengan dirinya sendiri. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Selayaknya Malam Tahun Baru menjadi Hari Raya Semua Manusia

Puisi ini menyoroti ketegangan antara formalitas agama, kebebasan spiritual, dan cinta.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait