Monday, Apr 7, 2025
Puisi

Catatan Denny JA: Mereka yang Terbuang Tahun 1960-an

image

LIFESTYLEABC.COM - Prahara politik di tahun 1960-an mengguncang Indonesia. Asnawi, seorang pemuda penuh harapan, belajar di Moskow, kehilangan dua hal yang ia cintai: negaranya dan kekasihnya.

Musim dingin di Praha,  
salju turun perlahan, menutupi jejak-jejak yang hilang.  
Namun, ada luka yang tak ikut lenyap,  
luka karena hilangnya negara,  
luka karena sirnanya cinta.  

Luka itu mengendap di hati. 
Duri mengiris dalam diam,  
tak terlihat tapi selalu ada.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia

Sejauh itu daun melayang,  
seperih itu jerit anak rusa yang tersesat,  
terlupakan di antara pepohonan waktu.  

Langkah hilang, suara tenggelam,  
sejarah menjadi hutan yang penuh duri dan jalan buntu.

Tahun 60-an.  
Bintang-bintang bersinar di hati Asnawi, (1)
di dalamnya, ia melihat masa depan.  

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mencari Akar Keluarga di Kebumen

Ia terpilih,  
sayapnya terbentang,  
Bung Karno mengirimnya ke Moskow,  
untuk menimba ilmu,  
bekal membangun negeri,  
tanah yang ia cintai seperti darah dalam nadinya.

Saat itu, semuanya terasa mungkin.  
Ia yakin, tanah air menantinya,  
dan kekasih yang setia menunggu di ujung senja.

Di bawah pohon kamboja,  
Nirmala menaruh bunga di tangannya.  
"Kakak, aku menunggumu pulang,"  
suaranya lembut, sehalus angin yang menyapu dedaunan.  

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?

Dua burung berputar di atas mereka,  
seperti janji yang melayang di udara,  
dua kelopak bunga berpelukan, diam dalam makna.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Kiriman

Berita Terkait