DECEMBER 9, 2022
Puisi

Catatan Denny JA: Mereka yang Terbuang Tahun 1960-an

image

Namun, kabar yang datang adalah hujan es.  
Menyakitkan,  
Nirmala sudah menikah.  
Ketika Asnavi sampai di Cianjur,  
rumah-rumah yang dulu dikenalnya kini asing,  
tak ada lagi burung riang yang terbang di atas kepala mereka,  
tak ada lagi kelopak bunga yang dulu berpelukan.

Di depan pintu,  
dengan mata yang penuh air, Nirmala berkata,  
"Dulu aku menunggumu,  
tapi kabar tak pernah datang.  
Cinta itu tetap kusimpan,  
tapi aku punya dua anak kini,  
mereka butuh ayahnya."

Asnavi diam.  
Hanya hatinya yang berbicara,  
namun tak ada kata yang keluar.  
Cinta mereka tak pernah hilang,  
tapi waktu telah menguburnya dalam-dalam,  
seperti negara yang dulu ia perjuangkan,  
kini tinggal bayangan di balik tirai yang menutupi sejarah.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia

Asnavi kembali ke Praha,  
niat hidup kembali di tanah air,  
ia urungkan,  
dan di antara salju yang turun tanpa janji,  
ia sadar,  
perih itu bukan hanya karena dingin.  

Perih itu adalah luka yang tak pernah sembuh,  
hilangnya negara,  
hilangnya kekasih,  
dua sayap yang patah dalam badai waktu.

Cinta tak pernah salah,  
bisiknya,  
tapi waktu,  
dialah yang memutuskan segala.***

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mencari Akar Keluarga di Kebumen

Jakarta, 23 Sept 2024

CATATAN

(1) Diinspirasi tapi ditambahkan fiksi, dari kisah mahasiswa Indonesia tahun 1960-an, karena prahara politik dalam negeri, tak bisa pulang: Anwar Poernama

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ibu, Kukirim Nyawaku Padamu, Sampaikah?

Halaman:
1
2
3
Sumber: Kiriman

Berita Terkait