DECEMBER 9, 2022
Puisi

Catatan Denny JA: Kabarkan Kisah Bunga yang Dipanah

image
Karya puisi Denny JA tentang kisah cinta (Lifestyleabc.com/Kiriman)

LIFESTYLEABC.COM - 

Pada tahun 1860, di Hindia Belanda, rakyat pribumi direnggut haknya, dipaksa menanam kopi demi tuan kolonial, hidup mereka tergadai dalam ketidakadilan Tanam Paksa.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Samudra Spiritualitas Berakar di Saraf Manusia

Di lereng Gunung Lebak,
di antara pagi yang berkabut tipis,
petani tua menatap sawah kosong.
Bukan padi yang tumbuh di sana,
tapi kopi untuk Belanda.

Anak kecil menggenggam tangan ibunya,
yang berdiri di pematang,
kaki pecah-pecah menahan perih.

“Bu, kapan kita makan?”
Suara kecil itu seperti tembakan
yang menggema ke lembah-lembah.

Baca Juga: Catatan Denny JA; Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z

Namun ibu hanya diam,
matanya memandang jauh ke ladang kopi.
Di sana, bukan nasi yang ia tanam,
hanya biji pahit untuk meja-meja Eropa.

Di sela angin, perut kecil itu berbunyi,
seperti lonceng yang tak pernah berhenti berdenting.

Tapi di dapur bambu mereka,
hanya ada tungku kosong
dan bara yang padam sebelum subuh.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024

Suara derita itu seolah hilang,
terkubur dalam sunyi.
ia bunga yang dipanah,
berdarah tetapi tak berteriak.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait