Catatan Denny JA: Kabarkan Kisah Bunga yang Dipanah
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Jumat, 22 November 2024 09:55 WIB

Di ruangan ini, kita berkumpul.
Dari Aceh hingga Papua,
dari Asia Tenggara hingga Kairo.
Kita berbeda agama, bahasa, dan warna.
Tapi disatukan oleh satu nyala:
memberi kesaksian.
Menuliskan ketidakadilan
dalam puisi esai.
Menulis bunga yang dipanah dalam puisi esai.
Menulis anak rusa yang terluka
dalam puisi esai.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Samudra Spiritualitas Berakar di Saraf Manusia
Karena kita belajar dari sejarah.
Suasana dapat berubah ketika ada yang menuliskannya.
Dunia bisa berbeda,
ketika ada yang memberi kesaksian.
Di ladang sepi,
kita ajak bunga yang dipanah agar berbicara.
Di balik tirai kekuasaan,
kita ajak sunyi agar berteriak.
Sastra adalah obor yang tak pernah padam.
Baca Juga: Catatan Denny JA; Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z
Hari ini kita kembali berkumpul.
kita berjanji.
akan terus menulis
Menyalakan kesaksian itu,
hingga dunia berubah
sekali lagi.***
Jakarta 22 November 2024
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024
CATATAN