PBB Catat 16 Juta Warga Anak-Anak dan Perempuan Suriah Membutuhkan Bantuan
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Selasa, 10 Desember 2024 18:10 WIB
Kendati demikian, OCHA menyebutkan bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan sudah kewalahan, dengan rumah sakit-rumah sakit besar beroperasi dalam kapasitas terbatas akibat kekurangan staf, obat-obatan, dan persediaan.
"Mitra-mitra kesehatan kami terus memberikan layanan penting di daerah-daerah yang terdampak, termasuk menyediakan perlengkapan perawatan trauma," sebut OCHA. "Mereka juga telah mengerahkan unit-unit medis di pusat-pusat penerimaan dan sekolah-sekolah di seluruh Raqqa, Tabqa, dan Al-Hasakeh."
Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) dan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) mengerahkan tim-tim keliling dan mendirikan klinik-klinik tetap di Homs. Di Suriah barat laut, keseluruhan 24 fasilitas kesehatan yang menghentikan operasi mereka telah kembali beroperasi baru-baru ini, meski yang lainnya masih belum berfungsi
Baca Juga: Amerika Serikat Dukung Ukraina Lawan Rusia dengan Kirim Rudal JASSM
"Suriah sedang berada di persimpangan antara perdamaian dan perang, stabilitas dan pelanggaran hukum, rekonstruksi atau kehancuran lebih lanjut," kata Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan.
"Ada kesempatan luar biasa bagi Suriah untuk bergerak menuju perdamaian dan bagi rakyatnya untuk mulai kembali ke rumah. Namun, karena situasi yang belum pasti, jutaan pengungsi masih berhati-hati mengevaluasi seberapa aman bagi mereka untuk melakukannya. Beberapa di antaranya sangat ingin melakukannya, sementara yang lainnya ragu-ragu," tutur Grandi.
"Saran UNHCR adalah untuk tetap fokus pada isu kembali ke rumah," lanjutnya. "Kesabaran dan kewaspadaan akan diperlukan, dengan harapan bahwa perkembangan di lapangan akan berubah secara positif, sehingga pada akhirnya proses kepulangan bisa terjadi secara sukarela, aman, serta berkelanjutan, dan para pengungsi dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang benar."
Baca Juga: Palestina akan Ikut Sidang PBB secara Resmi untuk Pertama Kali dalam Sejarah
Grandi menuturkan bahwa karena situasi berubah-ubah, UNHCR akan memantau berbagai perkembangan, terlibat dengan komunitas-komunitas pengungsi dan negara-negara pendukung dalam setiap proses kepulangan sukarela yang terorganisasi.
Sejumlah pendapat terpantau di negara-negara penampung pengungsi, yang memaksa para pengungsi kembali ke rumah mereka di Suriah karena pemerintahan Bashar al-Assad telah runtuh pascaserangan besar-besaran yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan.
Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyampaikan bahwa PBB meminta para donor agar memastikan UNHCR dan mitra-mitranya memiliki sumber daya untuk merespons dengan cepat dan efektif, termasuk di negara-negara tetangga Suriah yang masih menampung jutaan pengungsi.
Baca Juga: Anis Matta Gencar Desak Komunitas Internasional Hentikan Kerja Sama Ekonomi dengan Israel
"Negara-negara ini membutuhkan bantuan internasional untuk mempertahankan solidaritas dan kedermawanan yang luar biasa," kata Dujarric. "Sumber-sumber daya harus disediakan sefleksibel mungkin agar bantuan dapat diberikan kepada yang paling membutuhkan."***